PT. BERITA ISTANA NEGARA

Diduga Tidak Sesuai Spek, Anggaran Belasan Milyar, Proyek Saronggi Lenteng Disoal

Berita Istana - Senin, 26 Agustus 2024 08:03

Sumenep – Terkesan asal jadi, proyek pelebaran jalan Saronggi-Lenteng yang bernilai Rp. 17.137.474.000 kini menuai banyak pertanyaan. Proyek ini, yang dananya bersumber dari APBD Sumenep, tampaknya tidak mendapatkan pengawasan yang memadai sejak awal pelaksanaannya. (26/08/2024).

Temuan di lapangan mengindikasikan bahwa campuran pasir dan semen yang seharusnya menggunakan perbandingan 1:3 tidak diikuti oleh pihak pelaksana proyek. Akibatnya, kualitas campuran pasangan tersebut diragukan dan menimbulkan banyak pertanyaan terkait ketahanan struktur jalan yang sedang dibangun.

Masalah utama yang mencuat dalam proyek ini adalah lemahnya pengawasan dari pihak terkait, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumenep, yang seharusnya melakukan pengawasan rutin dengan menempatkan petugas di lokasi proyek. Dana miliaran rupiah yang digunakan untuk pelebaran jalan ini seharusnya dikelola dengan baik agar sesuai dengan juklak dan juknis yang telah ditetapkan.

Di lapangan, ditemukan beberapa kejanggalan, termasuk penggunaan kembali bekas galian batu yang seharusnya tidak dipakai lagi. Hal ini menambah kesan bahwa proyek ini dikerjakan asal-asalan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, konsultan pengawas proyek jarang terlihat di lokasi, yang semakin menguatkan dugaan bahwa proyek ini dijalankan tanpa pengawasan yang memadai.

Salah satu temuan penting lainnya adalah beton U-Ditch yang dipasang dalam kondisi rusak. Bahkan, besinya sudah terlihat keluar, menandakan kualitas material yang digunakan jauh dari standar. Sejumlah pihak menduga bahwa beton yang digunakan tidak memenuhi standar SNI. “Kalau kualitas beton U-Ditch seperti ini, saya yakin tidak akan bertahan lama, bahkan bisa dipastikan rusak sebelum waktunya,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Kejanggalan lainnya yang ditemukan adalah galian bahu jalan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Kedalaman galian kurang, dan di beberapa titik, bahu jalan langsung ditimbun tanpa digali terlebih dahulu. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat setempat mengenai kualitas dan ketahanan proyek tersebut.

Baca Juga :  Diduga Ada Oknum Pejabat Terlibat Pembelian Tanah yang Rugikan Negara Hingga Miliaran Rupiah

Selain masalah teknis, proyek ini juga menimbulkan dampak negatif bagi pengguna jalan dan warga sekitar. Banyak warga yang mengeluhkan debu yang beterbangan akibat jarangnya penyiraman air oleh pihak pelaksana proyek. Muhammad, seorang pengguna jalan, mengungkapkan kekesalannya, “Saya hampir jatuh dan sesak napas saat berpapasan dengan mobil karena banyaknya debu.”

Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang maupun dari kontraktor pelaksana proyek, PT. Rukun Jaya Madura Group. Masyarakat berharap agar dinas terkait dapat meningkatkan pengawasan sehingga anggaran yang telah digelontorkan pemerintah dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. (BDW)

Array

Berita Terkait

Komentar