PT. BERITA ISTANA NEGARA

Korban Penganiayaan di Gempol-9 Hari Akan Datangi DENPOM untuk Tindak Lanjuti Kasus Alim yang Melibatkan Oknum TNI

Berita Istana - Sabtu, 26 Oktober 2024 09:39

Pasuruan – Pada Jumat, 25 Oktober 2024, korban penganiayaan, Alim, didampingi oleh kuasa hukumnya, mendatangi Markas Polisi Militer (DENPOM) untuk menindaklanjuti kasus yang menimpanya. Kasus ini terungkap setelah investigasi tim Berita Istana bersama sejumlah media lainnya menemukan berbagai pelanggaran di kawasan Gempol-9.

Berdasarkan investigasi, ruko-ruko di Gempol-9 yang awalnya mendapatkan izin usaha untuk mendukung kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) telah disalahgunakan. Awalnya, izin usaha diberikan untuk aktivitas seperti makanan, pakaian, dan minuman, namun kini banyak pengusaha yang memanfaatkannya untuk kegiatan lain yang tidak sesuai dengan perizinan.

Sejumlah modus digunakan untuk menutupi kegiatan ilegal tersebut. Beberapa pengusaha menyediakan minuman di dalam ruko, sementara yang lain memesan dari luar ketika ada pelanggan yang meminta. Kegiatan ini terungkap setelah tim investigasi melakukan penyamaran sebagai pengunjung.

Tidak hanya itu, ruko-ruko di Gempol-9 kini berubah menjadi tempat berkumpulnya pengunjung di ruang LC (Ladies Companion) dan menyediakan minuman keras. Bahkan, beberapa bulan lalu terjadi insiden bentrokan yang melibatkan beberapa oknum TNI. Nama panggilan Nardi, seorang anggota TNI AD, dan Bagas, anggota TNI AL, terlibat dalam bentrokan tersebut bersama sejumlah preman yang diduga menjadi “pem-back up” kegiatan di lokasi tersebut. Kasus ini masih dalam proses penegakan hukum.

Situasi ini menimbulkan keprihatinan warga setempat. Mereka menyuarakan kekhawatiran akan keterlibatan oknum TNI yang mendukung aktivitas ilegal, yang dinilai melanggar “9 Wajib TNI”. Selain itu, muncul dugaan adanya peredaran narkoba di kawasan tersebut, yang meningkatkan kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang semakin memburuk.

Pihak Kepala Desa Ngerong, Ketua Nahdlatul Ulama (NU), dan Ketua Gerakan Pemuda Ansor telah meminta agar Gempol-9 segera ditutup. Namun, hingga saat ini, lokasi tersebut tetap beroperasi dengan lancar dan menjadi salah satu pusat hiburan yang dikenal setelah Tretes.

Warga pun menilai pemerintah daerah tampak tidak serius dalam menangani masalah ini, sehingga kondisi di Gempol-9 semakin memprihatinkan. Kasus yang menimpa Alim diharapkan menjadi titik awal bagi pihak berwenang untuk menindaklanjuti masalah ini dan menegakkan hukum secara tegas demi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

(TIM: Redaksi)

Array

Berita Terkait

Komentar