Sragen, 23 Juni 2024 – Pasar Desa Lemahbang, yang menjadi kebanggaan warga Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, kini berubah menjadi sumber keluhan warga dan pedagang. Kondisi pasar yang tidak ramah lingkungan, dengan bau busuk dan sampah yang menumpuk, membuat banyak pengunjung enggan datang.
Dalam kunjungan tim berita Istana Negara ke salah satu pedagang pasar yang dikelola oleh desa Karanganyar, keluhan mengenai bau tidak sedap menjadi perhatian utama. “Bau sampah ini sangat mengganggu, membuat pengunjung malas datang, dan kami pedagang jadi merugi,” ungkap Bu Siti, salah satu pedagang di pasar tersebut.
Meskipun dana kebersihan ditarik setiap hari sebesar Rp2.000 per kios, ironisnya, sampah tetap menumpuk hingga berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini semakin parah ketika hujan turun, menyebabkan belatung menyebar kemana-mana.
“Sampah tidak pernah dibuang dengan benar. Ketika hujan, belatung keluar dari tumpukan sampah dan menyebar ke mana-mana, membuat kondisi pasar semakin jorok,” tambah Bu Siti.
Masalah kebersihan ini tidak hanya mengganggu pedagang, tetapi juga pengunjung pasar. “Banyak warung makan di pasar ini, tapi kami tidak bisa menikmati makanan dengan nyaman karena bau sampah yang menyengat. Angin membawa bau busuk dan membuat selera makan hilang,” ujar Pak Agus, salah satu pengunjung pasar.
Dengan 80 kios yang ada di pasar ini, para pedagang sangat berharap adanya tindakan cepat dari pemerintah desa, dinas perdagangan, dan dinas lingkungan hidup untuk segera menyelesaikan masalah pembuangan sampah.
“Kami sangat berharap pemerintah desa dan dinas terkait bisa membantu kami menyelesaikan masalah sampah ini. Kalau tidak, kami akan terus merugi karena pengunjung yang semakin sepi,” harap Bu Siti.
Masalah ini menjadi tantangan besar bagi pengelola pasar dan pihak berwenang. Diharapkan ada solusi segera untuk mengembalikan pasar Desa Lemahbang sebagai tempat belanja yang nyaman dan bersih bagi warga Karanganyar.(AJS)