
Sragen,-Dari keberadaan sebatang pohon kehidupan, Desa Gilirejo Baru Miri Sragen tumbuh subur melalui jejak sejarah yang kental. Berawal dari sepasang lelaki dan perempuan bernama Sosmito dan Nomplok, kisah ini menjadi akar dari kehidupan masyarakat desa tersebut.
Pada mulanya, Sosmito dan Nomplok membangun gubuk sederhana dari Alang-Alang di dukuh Rejosari RT 03. Mereka tidak hanya membangun tempat tinggal, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kekeluargaan yang kuat. Pasangan ini diberkahi dengan lima anak, dan kebersamaan keluarga mereka menjadi landasan bagi perkembangan selanjutnya.(Selasa 30 April 2024).
Dukuh Rejosari RT 03, yang kini ditempati oleh keluarga Soepardi dan Warsito, pemilik PT. Berita Istana Negara, menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang keluarga Sosmito dan Nomplok. Anak-anak mereka menyebar ke berbagai wilayah seperti Grobogan, Rembang, Pati, Kudus, dan Demak, tetapi Rejosari tetap menjadi dukuh tertua di Desa Gilirejo Baru.
Meskipun banyak anak muda yang merantau meninggalkan kampung halaman, sejarah ini tetap dijaga dengan cermat oleh para tokoh masyarakat dan sesepuh asli pribumi. Sendang Blimbing, dengan kedalaman air hanya satu meter, di dukuh Sumberjo RT 04, menjadi sumber kehidupan penting bagi warga sekitar, terutama saat musim kemarau. Legenda masyarakat menyebutkan bahwa Sendang Blimbing dibuat oleh keluarga Sosmito saat mereka kembali dari sawah.
Dengan berjalannya waktu, Desa Gilirejo Baru berkembang menjadi sebuah desa yang maju. Kini, desa ini terdiri dari beberapa dukuh yang berperan penting dalam menyokong kehidupan masyarakatnya, antara lain Rejosari, Dondong, Sumberjo, Gondanglegi, Purworejo, Plosorejo, dan Pelembinatur. Jejak sejarah yang dimulai dari sebuah gubuk sederhana telah membawa desa ini menuju arah kemajuan yang terus berkembang.
Desa Gilirejo Baru, yang merupakan desa termuda di Kabupaten Sragen, menarik perhatian khusus dari pemerintah daerah hingga Presiden RI meskipun berlokasi cukup terpencil. Desa ini dapat diakses melalui wilayah Andong atau Kemusu, yang termasuk wilayah Kabupaten Boyolali.
Secara administratif, Desa Gilirejo Baru berada di Kecamatan Miri dan memiliki jumlah penduduk sekitar 2.723 jiwa, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen tahun 2020.
Desa Gilirejo Baru resmi dibentuk pada tahun 2002 oleh Bupati Sragen, Untung Wiyono, atas usulan warga setempat. Pembentukan desa ini merupakan hasil pemekaran dari Desa Gilirejo, karena jarak kantor pengurusan yang cukup jauh. Desa Gilirejo Baru terbentuk karena proyek Waduk Kedung Ombo pada tahun 1988 yang menyebabkan sebagian Desa Gilirejo tenggelam. Sebagai hasilnya, sekitar 400 keluarga pindah ke lokasi baru yang berjarak sekitar 7 km dari desa asal, dipisahkan oleh Waduk Kedung Ombo.
Warga Desa Gilirejo Baru harus melalui perjalanan lebih dari 1 jam untuk mencapai Kantor Kecamatan Miri, karena harus melewati wilayah Kabupaten Boyolali terlebih dahulu. Desa ini berbatasan langsung dengan bibir Waduk Kedung Ombo di sisi utara, selatan, dan timur, sementara di sebelah baratnya merupakan kawasan hutan milik Perhutani.
Meskipun terpisah dari Gilirejo Lama, hubungan kekeluargaan antara warga kedua desa tersebut tetap terjaga dengan baik, dan keduanya memiliki warisan budaya kejawen yang kuat.
Mayoritas penduduk Desa Gilirejo Baru bekerja sebagai petani dan nelayan dari keramba Waduk Kedung Ombo, sementara sebagian lainnya memanfaatkan tanah Perhutani untuk bertani sayuran. Desa ini menjadi sorotan karena kondisinya yang unik serta keberhasilan warganya dalam menjalani kehidupan di tengah keterbatasan geografis yang mereka hadapi.
Desa Gilirejo Baru, yang
terletak di Kecamatan Miri, Sragen, Jawa Tengah, telah menjadi pusat perhatian utama dari pemerintah daerah hingga tingkat presiden Republik Indonesia. Hal ini terjadi setelah desa tersebut mencatatkan berbagai prestasi dalam pembangunan infrastruktur, pembinaan ekonomi masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan warga.
Pemerintah daerah Kabupaten Sragen, di bawah kepemimpinan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau yang akrab dipanggil Mbak Yuni, telah memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan di Desa Gilirejo Baru. Berbagai proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pendidikan telah dilaksanakan dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Tak hanya itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun turut memberikan apresiasi terhadap perkembangan yang signifikan di Desa Gilirejo Baru. Dalam kunjungan ke daerah tersebut yang diwakili Calon Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 1 Januari 2024 lalu, Presiden memberikan penghargaan atas capaian Desa Gilirejo Baru dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan ekonomi lokal.
Kepala Desa Gilirejo Baru, Bapak Supratikno, menyambut baik perhatian yang diberikan oleh pemerintah daerah dan presiden. Ia menyatakan bahwa dukungan tersebut menjadi dorongan besar bagi warga desa untuk terus berupaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemajuan yang lebih baik di masa depan.
Dengan perhatian khusus yang diberikan oleh pemerintah daerah hingga presiden Republik Indonesia, Desa Gilirejo Baru diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam upaya memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.(Red:Arw).
Artikel ini telah diterbitkan oleh media group PT Berita Istana Negara