Cilacap – Aktivitas Pers Jateng dari Koalisi Wartawan Indonesia Bersatoe HR mengecam tindakan oknum Aliansi (BPAN) Reaksi Cepat DIY dan Jateng yang diduga melakukan pemerasan terhadap salah satu pengusaha minyak terkenal di wilayah kabupaten Cilacap Jawa tengah.
“Jika oknum tersebut benar adanya melakukan pemerasan sampai melakukan pengancaman, maka itu adalah perbuatan yang sangat memalukan, apalagi berlebel ormas/LSM ataupun organisasi,” ungkap HR dalam rilisnya kepada media Realita News com (30/12).
Lanjut HR menegaskan bahwa jika hal ini benar adanya, ini merupakan perbuatan yang sangat memalukan dan menjadi pukulan keras bagi kawan kawan lain yang masih berada di dunia Ormas/LSM ataupun lembaga kepemudaan lainnya.
Saya selaku dari Koalisi Wartawan Indonesia Bersatoe menyarankan kepada pihak Pengusaha Minyak, agar berani mengambil tindakan atau langkah hukum sehingga ada efek jera bagi para pelaku kejahatan pemerasan, sarannya.
Sambungnya, sehingga dengan langkah menempuh jalur hukum, Aktifitas Pers Jateng ini berkeyakinan bahwa semua pihak berpikir untuk melakukan tindakan pemerasan.
“Sehingga kedepannya, siapapun dia entah itu oknum yang mengatasnamakan lembaga, maupun oknum yang mengatasnamakan institusi resmi lainnya, jika mau melakukannya perbuatan serupa harus berpikir 100 kali” ujarnya.
HR juga menyampaikan, jika sekiranya para pelaku kejahatan pemerasan juga terjadi di luar para pengusaha, maka ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan agar tidak ragu untuk menempuh jalur hukum.
“Terakhir, jika ada yang mengalami hal serupa sebagaimana di alami oleh pengusaha minyak, seperti yang sudah saya sampaikan diatas, untuk jangan ragu mengambil langkah-langkah hukum,” Bahwa dari hal tersebut diatas oknum Aliansi Reaksi Cepat berinisial U telah menerima upeti puluhan juta rupiah dan Atensi bulanan dari pengusaha Minyak HY.
Hal senada juga disampaikan direktur utama PT. Berita Istana Negara, Warsito mengecam adanya dugaan oknum lembaga Aliansi BPAN yang diduga terlibat kasus pemerasan. Menurutnya, hal tersebut mencoreng nama lembaganya itu.
“Kejadian ini disamping mencoreng nama baik Aliansi (BPAN) , juga membuat kepercayaan publik menjadi terpuruk dan sangat beralasan,” ujar Warsito, 1/1/2023.
Dampak buruk lainnya, kepercayaan publik kepada Aliansi BPAN akan menurun setelah adanya dugaan kasus pemerasan tersebut. Apalagi dugaan kasus tersebut viral di berbagai media online yang menarik perhatian publik.
Setelah adanya kasus ini, ia mengingatkan kepada lembaga agar lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Orang-orang di lembaga tersebut harus merupakan sosok yang memiliki integritas dan komitmen dalam Menyelamatkan Aset Negara, Menegakkan Keadilan dan Kebenaran; Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Punya kemampuan dan komitmen terhadap lembaganya, dan moralitas serta ahlak yang teruji. Kejadian ini juga menunjukkan bahwa ada kelemahan dalam pengawasan, sehingga kejadian-kejadian di atas dapat terjadi,” ujar Warsito.
Jangan sampai rekan rekan melanggar hukum sehingga Tindak pidana pemerasan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Sesuai dengan ketentuan Pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-2 KUHP dengan ancaman pidana dua belas tahun penjara.(*)
