PT. BERITA ISTANA NEGARA

Penemuan Sendang Blimbing oleh Sosmito Hidupkan Kembali Sejarah Dukuh Rejosari Gilirejo Baru 

Berita Istana - Jumat, 5 Juli 2024 03:12

Sragen, Jawa Tengah – Sosmito, seorang tokoh yang dihormati di Dukuh Rejosari, Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, dikenal sebagai pendiri sendang Blimbing. Penemuan ini menjadi sejarah penting bagi kehidupan warga setempat.

Dukuh Rejosari, sebuah kampung kecil yang terletak di ujung barat Kota Sragen, berbatasan dengan Boyolali dan Grobogan, memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Awalnya daerah ini adalah hutan belantara yang belum berpenghuni. Eyang Sosmito dan istrinya, Nomplok, yang menjadi pasangan pertama yang bermukim di sini, memiliki lima anak yang kini tinggal di berbagai kabupaten di Jawa Tengah.

Menurut Kadinem, salah satu buyut dari Sosmito, sendang Blimbing ditemukan saat Sosmito pulang dari sawah. Dengan kedalaman hanya 1 meter, sumur tua ini mampu menghidupi warga sekitar. “Dahulu, ketika wilayah ini masih hutan, Sosmito membuat sendang ini untuk memenuhi kebutuhan air warga yang menetap di sini,” ujar Kadinem.

Seiring berjalannya waktu, Dukuh Rejosari terus berkembang. Desa Gilirejo Baru pun dimekarkan dari Gilirejo, dengan tiga kepala desa pertama: Kamdi, Hartono, dan Supratikno, yang turut berperan dalam pembangunan desa ini.

Setiap hari Jumat Pon, warga Dukuh Rejosari mengadakan acara bersih dusun untuk mengenang kelahiran Eyang Sosmito dan Nomplok. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial di antara warga serta menjaga warisan budaya yang ditinggalkan oleh para pendiri desa.

Warsito, salah satu keturunan dari Eyang Sosmito, meneruskan semangat kakek buyutnya dengan mendirikan PT Berita Istana Negara, sebuah perusahaan yang mengelola 27 media online, cetak, dan elektronik TV streaming. Melalui media ini, Warsito berharap dapat mengabadikan sejarah dan cerita Dukuh Rejosari kepada generasi mendatang.

Penemuan sendang Blimbing yang dijaga Raden Joyo Kusumo bukan hanya sekadar sejarah bagi Dukuh Rejosari,Sumberjo, tetapi juga menjadi simbol kehidupan dan keberlanjutan bagi warganya. Sejarah yang kaya ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan leluhur dan lingkungan sekitar.

Baca Juga :  Aktivitas Galian C Diduga Ilegal Beroperasi di Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro

Saat ini, Desa Gilirejo Baru memiliki sekitar 2723 pendukung yang menjaga kelestarian tradisi dan sejarah kampung tersebut. Dukuh ini bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol ketahanan dan kerja keras yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Kisah Dukuh Rejosari dan sosok inspiratif seperti Warsito menunjukkan betapa pentingnya menghargai sejarah dan tradisi, serta terus berusaha mencapai impian meskipun harus melewati banyak rintangan.(Arw)

Array

Berita Terkait

Komentar