Magelang – Gus Miftah, seorang pendakwah populer asal Yogyakarta, kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah insiden guyonannya yang melibatkan seorang penjual es teh di pengajian di Magelang. Dalam video yang viral, Gus Miftah secara santai menyebutkan kata “goblok,” yang ternyata membawa hikmah besar bagi sang penjual.
Warsito, Direktur Utama PT Berita Istana Negara, turut menanggapi kejadian tersebut. Menurutnya, momen tersebut adalah bukti bahwa sesuatu yang dianggap negatif bisa berujung positif. “Kata ‘goblok’ yang diucapkan Gus Miftah ternyata membawa berkah tersendiri. Setelah viral, banyak pihak yang memberikan bantuan kepada penjual es teh tersebut, bahkan ada yang berniat memberangkatkannya umrah,” ungkap Warsito, Kamis (5/12).
Warsito menjelaskan bahwa penggunaan kata tersebut dalam konteks budaya Jawa adalah bentuk guyonan khas yang biasa digunakan di antara orang-orang yang sudah merasa akrab. “Mungkin Gus Miftah menganggap jamaahnya seperti keluarga, sehingga bahasa yang digunakan pun lebih santai. Bagi orang Jawa, kata ‘goblok’ sering kali menjadi bagian dari humor, bukan penghinaan,” tambahnya.
Video yang beredar memperlihatkan Gus Miftah berinteraksi santai dengan penjual es teh di sela-sela pengajian. Meskipun guyonannya menuai berbagai respons, kejadian ini justru membangkitkan simpati dari masyarakat. Banyak netizen yang mempromosikan dagangan penjual es teh tersebut, bahkan sejumlah pihak memberikan donasi untuk membantu meningkatkan kesejahteraannya.
Warsito melihat peristiwa ini sebagai bagian dari rencana Allah yang tak terduga. “Rezeki bisa datang dari mana saja, termasuk dari hal yang tidak kita sangka. Kejadian ini adalah pengingat bahwa Allah memiliki cara-Nya sendiri untuk mengangkat derajat seseorang,” tuturnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk melihat kejadian ini dari sudut pandang positif. “Daripada fokus pada hal yang dianggap kurang baik, lebih baik kita mengambil hikmah dan belajar bersyukur. Kita juga harus saling memaafkan dan tidak mudah tersinggung,” ujar Warsito.
Kejadian ini menjadi bukti bahwa media sosial memiliki kekuatan untuk mengubah hidup seseorang secara drastis. Warsito pun mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial, khususnya dalam menyebarkan pesan-pesan positif yang membawa manfaat.
Sementara itu, Gus Miftah, yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman, dikenal sebagai pendakwah yang sering menyampaikan ceramah dengan pendekatan santai dan merangkul semua kalangan. Gaya dakwahnya yang inklusif membuatnya diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
Kisah ini pun menjadi pelajaran berharga, mengajarkan pentingnya melihat setiap kejadian dari sisi yang lebih baik dan mengambil hikmah dari segala peristiwa dalam kehidupan.(iTO)