PT. BERITA ISTANA NEGARA

Pertarungan Cicak vs Buaya di Pilgub Jateng, Siapa Bakal Menang? Lihat Hasilnya 26,59 Persen Lawan 66,48 Persen

Berita Istana - Selasa, 3 September 2024 08:35

SEMARANG – Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) mendatang diibaratkan seperti pertarungan “cicak versus buaya” jika melihat kekuatan dukungan partai politik di belakang masing-masing pasangan calon gubernur.

Terdapat dua pasangan yang akan bersaing, yakni Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi), yang diusung oleh PDI Perjuangan, dan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, yang didukung oleh sembilan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

PDI Perjuangan sendiri memperoleh 5,2 juta suara di Pemilu 2024 tingkat DPRD Provinsi Jateng, yang setara dengan 26,59 persen suara. Sementara itu, pasangan Luthfi-Taj Yasin didukung oleh sembilan parpol, yaitu Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, Nasdem, PKS, PPP, dan PKB, yang secara total menguasai 13,7 juta suara atau sekitar 66,48 persen suara sah hasil Pileg DPRD Jateng.

Secara teori, pasangan Luthfi-Taj Yasin memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan jika suara pemilih dari Pileg DPRD Jateng dialihkan kepada mereka. Namun, pertempuran ini belum tentu berakhir sesuai prediksi, mengingat dinamika politik di lapangan bisa berubah.

**Biaya Besar dan Mesin Politik yang Kuat**

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Wahid Abdulrahman, menyebutkan bahwa meski PDI Perjuangan tampak “dikeroyok” oleh KIM, kekuatan politik tidak selalu hanya diukur dari jumlah partai pendukung. Ia menegaskan bahwa figur yang didukung banyak partai belum tentu secara otomatis meraih simpati dan dukungan dari pemilih.

“Jika Luthfi-Taj Yasin tidak bisa merangkul seluruh parpol pendukungnya dengan solid, kekuatan besar tersebut justru bisa menjadi hambatan internal bagi KIM,” kata Wahid pada Senin (2/9/2024).

Menurutnya, upaya konsolidasi antar partai dalam koalisi memerlukan waktu, energi, dan sumber daya yang tidak sedikit. Kunci kemenangan bagi Luthfi-Taj Yasin, menurut Wahid, adalah konsolidasi yang efektif serta pendanaan yang kuat.

Sementara itu, PDI Perjuangan dikenal memiliki mesin politik yang tangguh dan berakar kuat di tingkat akar rumput. Jika mesin partai dan para relawan PDI Perjuangan bisa bergerak serentak dan kompak, hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi pasangan Luthfi-Taj Yasin. Bahkan, kekuatan PDI Perjuangan berpotensi menggerus suara yang seharusnya menjadi milik KIM.

“Semua akan terlihat klimaksnya saat masa kampanye nanti. Apakah PDI Perjuangan mampu menjaga kekompakan atau justru konsolidasi KIM akan lebih masif dan mampu menguasai Jawa Tengah,” pungkas Wahid.

(*)

Array

Berita Terkait

Komentar