PT. BERITA ISTANA NEGARA

Oknum yang Mengaku Wartawan Ngangsu Solar Subsidi Setiap Hari di SPBU 44.572.18 Jatisomo

Berita Istana - Senin, 24 Juli 2023 10:18

Sragen – Kabar makin santer terkait dugaan maraknya ulah para oknum mafia BBM jenis solar bersubsidi, pada akhirnya beredar kabar hingga mencuat di publik dan sorotan berbagai pihak. Dimana berbagai informasi dimasyarakat bahwa menyentil beberapa titik lokasi satunya SPBU 44.572.18 Jatisomo, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah yang setiap hari buat transaksi mafia solar subsidi.

Saksi mata soal kasak kusuk adanya aksi mafia BBM solar makin menguat, dari keterangan berbagai sumber,konon di area yang masuk wilayah Sragen timur bagian timur ini setiap hari buat transaksi mafia solar subsidi, oknum mafia solar subsidi yang setiap hari ngangsu ini mengaku wartawan yang berinisial (EK), tapi itu wartawan beneran apa tidak kita tidak tau, kalau memang dia wartawan asli seharusnya tidak mungkin melakukan hal yang dilarang, mungkin dia hanya mengaku sebagai wartawan hanya untuk menakut nakuti saja supaya mendapatkan jatah atau diperbolehkan ngangsu, seharusnya pihak pom mengecek legalitas oknum yang mengaku wartawan,media apa, organisasinya apa, sudah terdaftar di kominfo belum,jelasnya kepada tim Istana Negara.

Informasi yang dihimpun, banyak warga masyarakat resah dengan adanya aktifitas berbagai jenis armada salah satunya mobil book warna putih dengan nopol yang selalu gonta ganti dan truk yang diduga mengangsu dan melansir BBM jenis solar bersubsidi dalam jumlah yang banyak selama ini, dugaan kuat para pengemudi aktifitas di SPBU tersebut sedang transaksi mengangsu secara ritel.

Terkait stok Bahan Bakar Minyak (BBM) SPBU jenis solar beberapa titik wilayah di Sragen,Mantingan, Magetan, Ngawi, Maospati hingga Madiun banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena sering cepat habis. Disaat warga membutuhkan untuk pertanian, pihak SPBU mengaku BBM habis. Padahal baru saja mobil tangki Pertamina berisi ribuan liter datang memasok di SPBU tersebut.

Baca Juga :  Mantan Walikota Yuliyanto, Akhirnya Melaporkan Sinoeng ke KASN Karena Diduga Langgar Netralitas ASN

Pada akhirnya, dugaan kuat adanya ulah oknum nakal dibeberapa SPBU yaitu terkait praktik ilegal yang dilakukan oleh beberapa armada juga truk baik mengangsu atau melangsir ribuan liter jenis solar.

Tak cukup itu saja, armada-armada itu juga kerap mengisi bahan bakar dari SPBU satu ke SPBU lainya dengan ciri ciri variatif, baik ada yang ditutup terpal hingga jenis box dimodif.

Beberapa waktu lalu tim lapangan sempat mengaku penasaran dan iseng-iseng mencoba membuka isi dalam bak truk tersebut. Dan didapati ada 2 hingga 3 kempu atau tandon berukuran besar dengan kapasitas 1000 liter untuk menampung solar yang berasal dari tangki utama. Disamping itu juga adanya alat pompa yang dimodifikasi dari tangki utama ke bak penampungan yang lain disebelahnya.

Nah, mau tahu dimana saja aksi mereka para oknum mafia dengan armadanya mengantri BBM Solar dari satu SPBU pindah ke satu SPBU lain, berikut ini awak media kuak titik-titik lokasi aksinya:

1. Mulai dari SPBU Maospati depan Taman Ria Lanud Iswahjudi,

2. SPBU Belotan Bendo,

3. SPBU Maospati dekat Terminal Maospati,

4. SPBU Patihan Karangrejo,

5. SPBU Bulu Sukomoro,

6. SPBU Tambran dekat Secata,

7. SPBU Kota Magetan,

8. SPBU Srogo Panekan,

9. SPBU Plaosan

10. SPBU Jatisomo Sambungmacan dan lainnya tidak bisa disebutkan satu persatu.

Data pun didapat awak media dengan dibantu beberapa narasumber dan juga sempat menvideo transaksi mereka dari SPBU satu ke SPBU lainnya. Aksi beberapa oknum yang diduga para mafia BBM Solar ternyata tidak hanya satu truk yang dioperasikan dengan modus sama, tetapi ada lima unit mengantri. Empat truk yang telah dimodifikasi baknya, dan satu unit truk box.

Baca Juga :  Polres Lampung Timur Lalai Tangani Kasus Pengeroyokan, Wilson Lalengke: Mereka Brutal pada Persoalan Papan Bunga

Kemudian keluh kesah juga dirasakan warga masyarakat Sragen “Mungkin penyebabnya truk itulah, mobil kami jadi kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar pertalite. Katanya stok di SPBU gak bisa memenuhi ditambah harus menunjukkan barcode,” ungkapnya.

Salah satu narasumber lain, warga masyarakat setempat inisial, A, (38) saat dijumpai awak media jugan mengatakan jika dia bersama rekan lainnya juga kerap melihat mobil book dan truk serupa mengisi BBM di SPBU 44.572.18.

Dari data informasi dan pantauan di lapangan, diduga pembawa armada sampai truk menggangu solar hingga sampai full tank atau ribuan liter. Padahal, secara umum ada yang hanya bisa membeli maksimal Rp300 ribu rupiah saja, tetapi truk yang diduga melangsir BBM itu dengan leluasa mengisi BBM bolak balik.

Bahkan untuk pengisian bisa sampai 30 menit lamanya, kemudian sampai bolak-balik beberapa kali mengisi akan tetapi tak ada teguran dari petugas SPBU sekalipun seperti sudah terkoordinir antara pihak terduga pelaku dengan pihak SPBU.

Atas dasar temuan itu, perihal yang membuat keluhan dan kecemburuan sosial warga terjadi ketika disaat hanya membutuhkan cuma 5 liter untuk kebutuhan pertanian saja, tapi malah ditanyai dan diminta sejumlah surat keterangan oleh petugas SPBU.

” Bahkan waktu solar agak sulit dulu, truk tersebut bisa isi full tank terkesan dibebaskan, padahal yang lain gak bisa. Ada sempat truk lain yang protes ke petugas SPBU, tapi petugas bilang kalau sopir truk yang diduga langsir BBM itu kenalan bos SPBU situ,” ucapnya.

Pada dasarnya para warga sempat melihat sendiri transaksi tersebut, namun warga tak berani protes karena sadar diri hanya warga biasa. Keresahan warga pun terjadi. Para warga pun sampai banyak hafal ciri-ciri sopir hingga jenis armadanya. Meski armada ataupun truk bergonta ganti warna, bisa dipastikan truk yang dibawa pasti yang memiliki bak belakang yang ditutup terpal sampai batas atas sisi kanan kiri dan belakang.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Luncurkan Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah untuk Bantuan Pangan Tahun 2023

“Ya jelas kami merasa kecewa dan masyarakat tentunya dirugikan. Untuk membeli sedikit ke SPBU saja harus mengurus surat-surat dari desa agar dapat jatah solar untuk pertanian. Saya emosi sebenarnya, namun bagaimana lagi. Sebenarnya itu tugas aparat penegak hukum untuk menindak,” kesalnya.

Perlu diketahui, aksi mereka saat mengisi solar biasanya menunggu situasi aman dan sepi. Terkadang pagi, siang, hingga sore hari. Kemudian setelah terisi solar penuh dilansir nya ke suatu tempat penampungan di salah satu kawasan,(Arw).

Data lengkap hasil investigasi beberapa hari tersimpan di redaksi Istana Negara 

Array

Berita Terkait

Komentar