Sragen – Peristiwa penganiayaan yang menimpa Didik Nur Kiswanto, imam Masjid Al Hidayah di Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, oleh salah satu jamaahnya, Suhendar, mengejutkan warga setempat. Suhendar, yang selama ini dikenal sebagai jamaah tetap masjid, secara tiba-tiba melakukan tindakan brutal terhadap Didik. Kejadian ini menggemparkan masyarakat, terutama umat Islam yang turut merasakan duka mendalam atas tragedi ini.
Warsito, seorang tokoh masyarakat di Sragen yang juga teman dekat korban, mengecam keras tindakan Suhendar. Menurutnya, perbuatan Suhendar tidak dapat dibenarkan dan tidak mencerminkan sifat manusiawi. “Pelaku harus dihukum setimpal. Ini bukan tindakan orang yang tidak waras, dia waras dan sedang menghadapi masalah keluarga yang sebenarnya dibantu setiap hari oleh Ustadz Didik,” tegas Warsito.
Ia juga menyatakan bahwa Didik Nur Kiswanto adalah seorang ustadz yang dikenal dermawan dan selalu membantu sesama. “Saya tahu betul Ustadz Didik adalah orang baik yang selalu membantu orang lain. Perbuatan Suhendar ini menunjukkan bahwa dia adalah manusia yang tidak tahu balas budi. Tindakan ini sangat tidak manusiawi, bahkan saya sebut sudah seperti perilaku PKI, padahal Ustadz Didik sudah menganggap pelaku seperti keluarganya sendiri,” lanjut Warsito dengan nada kesal.
Didik selama ini memang dikenal sangat peduli terhadap Suhendar. Bahkan, teguran yang diberikan Didik kepada Suhendar terkait kebersihan dan kedisiplinan shalat adalah bentuk kasih sayang dan perhatian agar Suhendar tetap di jalan yang benar. Warsito menekankan bahwa teguran tersebut semata-mata demi kebaikan Suhendar, baik di dunia maupun di akhirat.
Peristiwa ini juga menjadi viral di media sosial, khususnya di platform TikTok melalui akun Mata Jateng. Video terkait insiden tersebut telah ditonton oleh lebih dari 445,6 ribu pengguna, dengan berbagai komentar netizen yang mengecam tindakan Suhendar. Beberapa komentar di antaranya, seperti dari pengguna @Medjo Ete, menyatakan, “Orang yang menegur kita untuk beribadah itulah yang paling sayang kepada kita.” Sementara itu, komentar dari @Raflesia27 menegaskan bahwa menegur demi kebaikan tidak masalah, apalagi jika pelaku sudah dianggap keluarga.
Peristiwa ini telah mengguncang umat Islam, tidak hanya di Sragen, tetapi juga di seluruh dunia yang menyaksikan kejadian tragis ini. Warsito berharap agar aparat penegak hukum dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku, sebagai bentuk keadilan bagi Ustadz Didik yang telah menjadi korban tindakan keji tersebut.(TIM: Red)