JEPARA, 29 Mei 2024 – Kejadian mengejutkan terjadi di Jepara saat seorang jurnalis menjadi korban pelecehan oleh seorang Kepala Desa. Insiden ini terjadi saat kegiatan pengukuhan perpanjangan masa jabatan Kepala Desa selama dua tahun di Pendopo Kabupaten Jepara pada Rabu pagi.
Badi, wartawan dari media online lokal, mengalami pelecehan verbal dan fisik oleh Kepala Desa berinisial S dari Desa Lebak, Kecamatan Pakis Aji. Badi melaporkan bahwa S meludahi dirinya sambil mengucapkan kata-kata kasar, “Juh!!! Wartawan tai.”
Peristiwa tersebut disaksikan banyak orang yang hadir dalam acara tersebut. Badi berencana melaporkan kejadian ini ke Polres Jepara, menegaskan bahwa tindakan pelecehan dan premanisme seperti ini harus dihentikan. “Oknum Kades ini harus diberi sanksi tegas,” ujar Badi.
Ketua Aliansi Media Indonesia Jepara (ALMI-J), Edi Prasaja, mengutuk keras tindakan pelecehan ini dan mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan. “Kami mengutuk keras tindakan pelecehan secara verbal dan meminta agar perbuatan oknum Kades segera disikapi pihak berwajib,” kata Edi.
Edi juga mengingatkan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara instansi pemerintah dan media. “Insiden ini harus menjadi perhatian semua pihak untuk lebih menghargai peran penting media dalam menjalankan tugasnya,” tambahnya.
Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghormati profesi jurnalis dan menjaga etika dalam berinteraksi. Wartawan memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik, dan tindakan kekerasan terhadap mereka harus ditindak tegas.
Direktur Utama PT Berita Istana Negara sekaligus Pimpinan Redaksi Berita Istana, Warsito, mengecam keras pelecehan ini dan menegaskan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan dana desa di Jawa Tengah. Menurut Warsito, banyak anggaran dana desa yang diduga di-mark up untuk memperkaya diri sendiri oleh para Kepala Desa.
Warsito menyebutkan beberapa proyek yang menggunakan dana desa, aspirasi, dan Banprov yang diduga di-mark up:
– Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain)
– Pembangunan senderan bahu jalan jut guo sependul RT.03/RW.03 – Rp 86.793.600
– Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Lingkungan Permukiman/Gang
– Pengaspalan jalan nongko bowo RT.05/RW.01 – Rp 93.089.000
– Pembangunan senderan bendung sumur kamboja RT.07/RW.01 – Rp 39.719.000
– Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai Desa/Balai Kemasyarakatan
– Lanjutan pembangunan gedung bumdes – Rp 167.394.900
– Jembatan Desa
– Pembangunan jembatan jut medani – Rp 121.863.200
– Pembangunan jembatan jut kripik – Rp 140.436.000
– Sumber Air Bersih Milik Desa
– Pembangunan tandon bak penampungan air JUT Nggagel RW.01 – Rp 143.937.500
– Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa
– Penyaluran BLT DD bulan November dan Desember – Rp 144.000.000
Warsito menegaskan bahwa jurnalis harus memantau semua pembangunan di desa tersebut dan melaporkan setiap temuan penyimpangan kepada pihak berwajib.(Arw/Vio)