Ngawi– Pada saat ini lembaga sekolah SMKN 2 Ngawi mendapatkan proyek pembangunan fisik, namun sayang tidak diketahui jumlah pagu nominal, sistim pengerjaan, jangka waktu, dan peruntukan untuk gedung apa saja, maklum di lokasi tidak ada papan proyek yang menjadi tanda transparansi.
Sekolah yang terletak di desa Kandangan kabupaten Ngawi jawa- timur ini, dalam pengerjaan proyeknya diduga banyak penyimpangan, mulai dari tidak ada papan nama proyek, direksi kit, Rab dan gambar, juga para pekerja tidak ada yang menggunakan peralatan K3 atau keselamatan dan kesehatan kerja, sesuai UU No.1 tahun 1970 dan permenaker No.5 tahun 1996, seperti sepatu boot, rompi , maupun helm.
Untuk materialnya sendiri, adukan pasir dan semen untuk membuat pondasi menggunakan 1/2 sak semen dalam satu molen, pun pasir yang digunakan menyerupai abu batu dengan kwalitas juga harganya jauh dari pasir sebenarnya.
Proyek yang otomatis didalam lokasi pembelajaran anak didik tersebut juga tidak ada sekat pembatas demi keamanan siswa dari tajamnya material pendukung seperti batu, atau besi, dan lubang pondasi.
Kepala sekolah, Muslimin ketika dikonfirmasi lewat Wa handphone sampai berita ini diturunkan tidak memberikan jawaban.
Dari salah satu anggota komite sekolah yang tidak mau disebut namanya, mengatakan bahwa dimulainya pengerjaan proyek tidak melibatkan anggota lainya,” loh sudah dikerjakan to, saya malah tidak tau,padahal saya aktif sebagai anggota yang dari awal pengajuan selalu diajak, harusnya yang melaksanakan sebelum memulai mengumpulkan anggota untuk diadakan rapat, ini kok tidak?,” Ujarnya pada awak media Jum’at 8/9/23. ( Bd )
