
Sragen, 24 April 2024 – Pemberitaan abal-abal oleh oknum “wartawan” yang medianya tidak dapat dipercaya menjadi perhatian serius bagi Pimpinan Redaksi Berita Istana.
Warsito, Direktur Utama PT BERITA ISTANA NEGARA, menggarisbawahi ciri-ciri wartawan abal-abal atau yang sering disebut wartawan bodrex. Dia menyoroti keberadaan wartawan-wartawan tersebut yang kerap berkumpul di lobi hotel, tidak memiliki badan hukum pers yang jelas, dan cenderung meremehkan etika jurnalistik.
Warsito juga memaparkan berbagai sebutan lain yang terkait dengan praktik wartawan berbayar, seperti wartawan penyerta, pastisan, bidang/pos instansi, rangkap kerja, pemilik saham perusahaan pers, jumpa pers, kado, pemburu jumpa pers, serta wartawan individual atau berkelompok yang menjadi pemburu uang.
Menurut Warsito, wartawan abal-abal tidak layak disebut sebagai wartawan karena perilakunya dapat merusak citra profesi. Dia juga menekankan bahwa pihak yang diwawancarai berhak menolak jika keberadaan medianya tidak kredibel.
Selain itu, Warsito mengingatkan kepada seluruh pemerintah desa, kabupaten, hingga provinsi untuk memeriksa legalitas perusahaan jika didatangi oleh oknum wartawan yang meragukan.
Dengan demikian, pemahaman akan ciri-ciri wartawan abal-abal menjadi penting dalam menjaga integritas dan kredibilitas dalam dunia jurnalistik.(arw)