PT. BERITA ISTANA NEGARA

Suara Lembut Istrinya, Evi Celiyanti, Membuyarkan Lamunannya Agus Andrianto

Berita Istana - Jumat, 30 Agustus 2024 12:24
Suara Lembut Istrinya, Evi Celiyanti, Membuyarkan Lamunannya Agus Andrianto
Suara Lembut Istrinya, Evi Celiyanti, Membuyarkan Lamunannya Agus Andrianto

 

Bab 1: Kenaikan Pangkat yang Mengubah Segalanya

Jakarta – Pada pagi yang tenang di Jakarta, Komjen Agus Andrianto berdiri di depan cermin, mengenakan seragamnya yang rapi dengan pangkat baru yang bersinar di pundaknya. Sebuah langkah besar telah diambil dalam kariernya yang panjang dan penuh liku. Hari ini, ia resmi dilantik menjadi Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), sebuah jabatan yang didambakan banyak perwira, namun hanya segelintir yang mampu meraihnya.

Teringat olehnya masa-masa ketika ia masih menjadi siswa Akademi Kepolisian di Semarang, pada tahun 1989. Waktu itu, dunia kepolisian tampak begitu luas dan penuh tantangan. Namun, siapa sangka bahwa perjalanan kariernya akan membawanya ke puncak kekuasaan, di tengah badai politik dan dinamika hukum yang tak pernah surut.

“Pak, waktunya berangkat,” suara lembut istrinya, Evi Celiyanti, membuyarkan lamunannya. Agus menoleh dan tersenyum pada Evi, wanita yang setia mendampinginya selama lebih dari dua dekade. Sebagai istri seorang perwira tinggi, Evi telah melewati berbagai cobaan, termasuk menjalani kehidupan yang tak pernah lepas dari sorotan publik.

Di dalam mobil dinas yang membawanya menuju Markas Besar Polri, pikiran Agus melayang pada surat telegram yang ia terima beberapa hari lalu. Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/1339/VI/KEP./2023, yang ditandatangani oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, menjadi titik balik dalam kariernya. Sebelum menjabat sebagai Wakapolri, Agus adalah Kabareskrim, posisi yang memberinya tanggung jawab besar dalam mengungkap berbagai kasus besar, termasuk kasus yang melibatkan tokoh-tokoh penting di negeri ini.

Bab 2: Bayangan Masa Lalu

Agus Andrianto dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, sebuah kota kecil yang penuh dengan kenangan masa kecil. Ia adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara, sebuah keluarga besar yang hidup dengan sederhana. Ayahnya, Sukarsono, adalah seorang pegawai negeri sipil yang terakhir kali menjabat sebagai camat di Kecamatan Banjarejo, Blora. Ayahnya adalah sosok yang tegas, namun penuh kasih, yang menanamkan nilai-nilai disiplin dan kejujuran sejak dini.

Pendidikan Agus dimulai di SD Negeri 1 Tempelan, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Blora, dan akhirnya ke SMA Negeri 1 Blora. Ketika lulus dari SMA, Agus sudah tahu bahwa ia ingin menjadi seorang polisi. Dorongan ini tidak hanya berasal dari mimpi pribadinya, tetapi juga dari keinginannya untuk mengangkat derajat keluarga dan membawa perubahan bagi masyarakat.

Di Akpol, ia menunjukkan bakat dan dedikasinya yang luar biasa. Setelah lulus pada tahun 1989, ia mulai meniti kariernya dari bawah, dari Pamapta Polres Dairi hingga akhirnya menjadi Kapolres Metro Tangerang. Setiap jabatan yang ia emban memberikan pelajaran berharga dan menempa dirinya menjadi sosok yang tangguh dan bijaksana.

Namun, di balik kesuksesannya, Agus juga menyimpan banyak beban. Sebagai seorang perwira yang pernah terlibat dalam kasus-kasus besar, seperti kasus tewasnya Brigadir J, ia harus menghadapi berbagai tekanan dan sorotan dari publik. Bahkan, keluarganya pun tak luput dari perhatian media.

Bab 3: Kehidupan di Bawah Sorotan

Evi Celiyanti, istri Agus, seringkali menjadi pusat perhatian karena gaya hidupnya yang dianggap mewah. Foto-foto Evi yang beredar di media sosial, menunjukkan ia mengenakan pakaian dan aksesori dari merek-merek terkenal, seringkali menjadi bahan pembicaraan. Netizen pun tak segan melontarkan kritik, menganggapnya sebagai pamer kekayaan di tengah banyaknya rakyat yang hidup dalam kesulitan.

Namun, apa yang tidak diketahui publik adalah betapa beratnya kehidupan di balik kemewahan tersebut. Evi harus menjaga keharmonisan rumah tangga di tengah tuntutan karier suaminya yang penuh dengan risiko. Ia juga harus memastikan bahwa ketiga anak mereka tumbuh dengan baik, meskipun sering kali harus berhadapan dengan ketidakpastian dan ancaman.

Agus sering kali berusaha melindungi keluarganya dari segala tekanan. Namun, ia tahu bahwa sebagai pejabat publik, kehidupan pribadinya tak akan pernah benar-benar lepas dari sorotan. Itu adalah harga yang harus dibayar untuk jabatan dan tanggung jawab yang ia emban.

Bab 4: Kekayaan dan Pelaporan

Melalui penelusuran kekayaan, tercatat bahwa Agus Andrianto melaporkan harta kekayaannya dua kali, pertama pada 2008 dan kemudian pada 2011. Laporan tersebut menunjukkan kekayaan berupa tanah, mobil, dan aset lainnya dengan total nilai mencapai Rp 2.797.350.000 pada 2011.

Bab 5: Masa Depan dan Refleksi

Sebagai Wakapolri, Agus Andrianto dihadapkan pada tantangan besar dalam memimpin dan menjaga integritas institusi kepolisian. Perjalanan hidup dan karirnya adalah cerminan dari dedikasi, ketekunan, dan komitmennya terhadap tugas-tugas kepolisian. Novel ini mengisahkan perjalanan dan kontribusi Agus Andrianto dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta perannya sebagai kepala keluarga yang selalu mendukung dan dicintai oleh keluarganya.

Biodata
Lahir: Blora, 16 Februari 1967
Istri: Evi Celiyanti
• Almamater: Akademi Kepolisian (1989)
Pekerjaan: Polisi

Pendidikan Umum
– SD Negeri 1 Tempelan
– SMP Negeri 1 Blora
– SMA Negeri 1 Blora

Pendidikan Kepolisian
– AKABRI (1989)
– PTIK (1995)
– SESPIM
– SESPIMTI (2012)

Riwayat Jabatan
– Pamapta Polres Dairi (1990)
– Kapolsek Sumbul (1992)
– Kapolsek Parapat (1993)
– Kapolsek Percut Seituan (1995)
– Mahasiswa PTIK (1995)
– Kapuskodalops Polres Lampung Selatan (1997)
– Kasat Serse Poltabes Medan (1999)
– Kasubag Binops Bag Serse Ek Polda Jatim (2001)
– Kasubag Binops Bag Serse Um Polda Jatim (2001)
– Wakapolres KP3 Tanjungperak (2003)
– Pamen Polda Jatim (2005)
– Kasat I/Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2006)
– Kapolres Tangerang (2007)
– Kapolres Metro Tangerang (2008)
– Dirreskrim Polda Sumut (2009)
– Kabagresmob Robinops Bareskrim Polri (2011)
– Analis Kebijakan Madya Bidang Pidkor Bareskrim Polri (Dlm Rangka Dik Sespimti)
– Kabagbinlatops Robinops Sops Polri (2013)
– Dir Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan BNN (2015)
– Dirtipidum Bareskrim Polri (2016)
– Wakapolda Sumut (2017)
– Kapolda Sumut (2018)
– Kabaharkam Polri (2019)
– Kabareskrim Polri (2021)
– Wakapolri (2023)

Penutup

Komjen Agus Andrianto adalah contoh teladan dari seorang aparat kepolisian yang berkomitmen dan berdedikasi tinggi. Dari perjalanan kariernya yang cemerlang hingga kehidupan pribadi yang harmonis, Agus Andrianto menunjukkan bahwa prestasi dan keharmonisan keluarga dapat berjalan seiring.

Ditulis oleh Orang Pinggiran 

Dedy Afriandi Nusbar,S.H.
Dedy Afriandi Nusbar,S.H.
Array

Berita Terkait

Komentar